Kamis, 03 November 2011

Makalah Higiene Perusahaan

MAKALAH
PENGENDALIAN RODENT DI PERUSAHAAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Higiene Perusahaan

1. Budi Sudirman (10308020)

PROGRAM STUDI S1-KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2011

KATA PENGANTAR
Betapa nikmat dan indahnya dunia ini apabila kita mampu mensyukuri nikmat dan karunia yang diberikan Allah pada kita semua.Dia yang menciptakan kita,yang menyediakan kebutuhan kita dan membantu kita dalam kesulitan serta mencintai dan menyayangi kita dalam pengakuan karunia-Nya.Oleh karena itu,dengan persaksian tiada sesembahan yang haq selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya,penulis panjatkan syukur kehadirat-Nya karena dengan berkah dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul:
“Pengendalian Rodent di Perusahaan”
Pada makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah hygiene perusahaan guna keperluan memenuhi nilai tugas mata kuliah di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
Dalam menyelesaikan tugas ini,kami melaksanakan berdasarkan teori yang telah kami peroleh dari literature buku maupun internet.
Penulis sadar bahwasannya masih banyak kesalahan-kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini,untuk itu penulis mohon maaf dan mengharapakan kritik dan saran dari pembaca. Selain itu juga diharapakna pembaca dapat mengembangakan makalah ini.Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat.Amin.
Kediri, Juni 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya pengendalian hama serangga, tikus dan rayap baik dilingkungan perumahan (residential) dilingkungan komersial (commercial), di kantor, di gedung bertingkat, rumah sakit, restoran, swalayan, museum, hotel, maupun di lingkungan industrial telah dilakukan dalam kurun waktu yang cukup lama. Pengendalian hama yang dilakukan selama ini lebih banyak dilakukan dengan mengandalkan penggunaan pestisida & rodentisida saja, sangat jarang pengendalian dilakukan secara komprehensive, yang melibatkan semua aspek yang mempengaruhi keberadaan atau tempat yang biasanya di tempati oleh hama tersebut.
Apabila pengendalian hama hanya mengandalkan penggunaan pestisida saja, maka untuk jangka panjang masalah yang timbul tidak akan teratasi dengan baik, malahan akan menimbulkan masalah baru yakni terjadinya Resistance atau Persistence serta menimbulkan potensial kesehatan manusia, mengancam species non target, dll.
Kehadiran binatang pengganggu mulai dirasakan menimbulkan masalah bila populasinya telah melampaui batas dan menimbulkan problematika kesehatan dan aspek hygiene lingkungan, berbagai kerugian ekonomi dapat ditimbulkan, demikian pula berbagai penyakit tanaman, hewan ataupun manusia dapat ditularkan oleh hama tersebut, antara lain dengan timbulnya berbagai macam penyakit seperti typhus, cholera, pes, malaria dan demam berdarah yang dibawa oleh hama-hama tersebut. Tindakan antisipatif untuk menekan akibat langsung ataupun tidak langsung perlu diupayakan pengelolaan yang komprehensif dan terpadu antara lain dengan program Integrated Pest Management (IPM).Program pengelolaan ini dapat meliputi Pengendalian Hama Serangga (lalat, kecoa,dan nyamuk) dan Pengendalian Hama Rondensia (tikus).
Dengan adanya permasalahan yang semakin banyak terjadi yaitu adanya rodent yang merupakan suatu masalah yang tidak bisa dihindarkan karena rodent pasti ada di tempat mananpun,sehingga yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana meminimalkan dampak buruk terutama dampak kesehatan akibat dari rodent.Kesehatan sangatlah dibutuhkan oleh setiap orang karena dengan sehat seseorang dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan hasil yang maksimal.Maka dari itu suatu perusahaan atau industry harus meminimalkan adanya rodent agar tidak menimbulkan penyakit pada karyawan sehingga produktivitas kerja dapat berjalan dengan lancar bahkan akan meningkat dan perusahaan atau industry memperoleh keuntungan.
Dengan adanya pengetahuan maka diharapkan dapat meminimalkan angka penyakit akibat buruknya sanitasi lingkungan di perusahaan atau industry yaitu adanya rodent yang dapat menularkan berbagai penyakit pada seseorang.Sehingga selain alat pelindung diri,keadaan lingkugan di perusahaan juga sangatlah penting bagi karyawan.Dengan demikian hendaknya setiap perusahaan atau industry lebih memperhatikan keadaan lingkungan perusahaan apakah sudah dikategorikan keadaan yang sehat atau belum.Jadi pada dasarnya keberadaan rodent sangatlah merugikan karena bias merusak peralatan dan dapat menyebarkan penyakit sehingga menurunkan produktivitas.
1.2 Tujuan.
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui dampak adanya rodent di perusahaan,bahwa rodent sangat merugikan keberadaannya dan dapat mengetahui pengendalian rodent di perusahaan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Memberikan pengetahuan adanya penyakit akibat rodent.
2. Memberikan pengetahuan pada perusahaan untuk mengendalikan keberadaan rodent yang dapat merugikan semua pihak di perusahaan.
3. Mengetahui beberapa jenis metode pengendalian rodent di perusahaan.
1.3 Manfaat
1. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan tentang dampak yang akan timbul dengan adanya rodent di perusahaan.
2. Bagi fakultas kesehatan masyarakat menambah pengetahuan baru dan menginformasikannya pada instansi-instansi atau perusahaan bagaimana menerapkan pengendalian rodent untuk meningkatkan derajat kesehatan di lingkungan kerja sehingga produktivitas kerja meningkat.
3. Bagi instansi atau perusahaan dapat mengetahui bagaimana metode dalam mengendalikan rodent di perusahaan untuk menjaga kesehatan seluruh pekerja.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Rodent.
Rodent adalah hewan pengerat yang memiliki gigi depan yang selalu tumbuh dan biasanya pada manusia bias menyebabkan penyakit dan dapat digunakan sebgai hewan percobaan. Tikus adalah suatu jenis binatang pengerat yang perkembangbiakannya sangat cepat dan sering merugikan manusia karena dalam kehidupan sehari - harinya tikus sering merusak bahan makanan dan peralatan manusia baik di rumah, kantor, gudang, dsb. Tikus juga merusak kabel sehingga dapat menyebabkan terjadinya hubungan pendek yang bisa mengakibatkan terjadinya kebakaran. Selain itu tikus juga dapat menjadi penular penyakit seperti pes, leptospirosis bagi manusia. Oleh karena itu pengendalian tikus merupakan sesuatu hal yang penting dan perlu dilakukan agar tidak menimbulkan penyakit pada seseorang.
2.2 Sekilas Tentang Rodent (Tikus).
Tikus adalah jenis binatang pengerat yang perkembangbiakannya sangat cepat. Mereka bisa hidup antara 3 - 4 tahun. Pada umumnya 1,5 - 5 bulan tikus siap kawin. Seekor tikus betina bisa beranak antara 6 - 8 ekor dan yang hidup bisa 5 -6 ekor. Masa kehamilan tikus berkisar ± 21 hari dan dalam 1 tahun bisa sampai 4 kali melahirkan.
Tikus mempunyai indra penglihatan yang kurang baik dan yang pasti tikus buta warna, tetapi alat pendengar, alat perasa, dan alat penciumannya sangat tajam. Untuk berjalan dan berlari tikus menggunakan sistem radar dengan menggunakan kumis dan bulunya. Tikus juga termasuk jenis rodent atau pengerat yang mempunyai 4 gigi taring yang sangat tajam yang bisa tumbuh sampai dengan 15 cm dan bila dibiarkan akan patah dan berakibat kematian secara tidak langsung. Maka secara alami tikus akan selalu mengerat / mengasah giginya pada setiap barang yang dijumpainya seperti: kayu,pipa,plastic,kabel listrik,kabel telpon,dll.
Tikus merupakan binatang yang sangat cerdik, banyak akal untuk mendapatkan makanannya namun selalu curiga terhadap lingkungan maupun bau manusia. Dalam keadaan lapar tikus akan memakan apa saja yang dijumpainya. Sedangkan dalam keadaan yang lebih baik tikus adalah pemakan zat tepung dan biji - bijian. Tikus kurang menyukai makanan yang berlemak dan pada umumnya mereka makan dimalam hari, dengan cara makan sedikit demi sedikit sampai kenyang, tikus juga senang menyimpan makanan, namun tikus tidak menyukai makanan basi.
Bahaya yang dapat ditimbulkan adalah kerugian ekonomis secara langsung dan merupakan vektor penyakit baik bagi manusia maupun binatang peliharaan. Bentuk kerugian yang ditimbulkan oleh tikus antara lain :
1. Menyusut atau berkurangnya barang/komoditi.
2. Kontaminasi : urine,kotoran,bulu,dan bangkainya.
3. Merusak wadah,instalasi dan komponen bangunan.
4. Merubah baud an rasa barang yang diserang.
5. Merupakan faktor penyebab penyakit tertentu.
2.3 Pengendalian Rodent (Rodent Control).
Banyak metode yang digunakan dalam mengendalikan tikus,pengendalian terpadu hama tikus dapat dilakukan 4 tahap yaitu :
1. Inspeksi tikus dan initial survey.
2. Sanitasi.
3. Rat proofing.
4. Rodent killing (trapping program dan rodentisida program).
Kombinasi beberapa metode akan memberikan hasil yang lbih baik dari pada hanya menggunakan satu macam metode yang digumnakan sesuai dengan sasaran dan kondisi lingkungan.
1. Inspeksi tikus dan initial survey.
Inspeksi tikus sangat penting dilakukan sebelum dilaksanakan program pengendalian tikus, inspeksi yang baik akan memberikan hasil maksimal dalam pengendalian. Initial Survey, ditujukan untuk menentukan kondisi awal atau tingkat serangan dan kerusakan yang ditimbulkan oleh tikus sebelum dilakukan program pengendalian tikus.
2. Sanitasi.
Sanitasi sangat diperlukan dalam upaya suksesnya program pengendalian hama tikus. Untuk mendapatkan hasil sanitasi yang baik, kami akan membuatkan beberapa rekomendasi mengenai pengelolaan sampah, menjaga kebersihan area, sistem tata letak barang digudang dengan susunan berjarak dari dinding dan tertata diatas palet, dll.Tikus menyukai tempat-tempat yang kotor dan lembab. Melakukan sanitasi berarti menghilangkan tempat beristirahat, bersembunyi, berteduh dan berkembang biak bagi tikus, disamping juga menghilangkan makanan tikus.
3. Rat proofing.
Untuk mengendalikan tikus disuatu lokasi diupayakan agar lokasi tersebut tertutup dari celah yang memungkinkan tikus masuk dari luar. Tikus dapat leluasa masuk lewat bawah pintu yang renggang, lewat lubang pembuangan air yang tidak tertutup kawat kasa, lewat shaft yang tidak bersekat atau lewat jalur kabel telepon dan listrik dari bangunan yang tersambung disekitarnya.
4. Rodent killing (trapping program dan rodentisida program).
Pengendalian tikus dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara non kimia dan cara kimia.
1. Pengendalian non kimia.
Pada pengendalian non kimia cara yang dilakukan adalah Trapping.Trapping adalah cara yang paling efektif untuk mengendalikan tikus yaitu dengan membuat kandang yang diletakkan di tempat yang biasanya dilewati oleh tikus sehingga tikus bisa masuk dan terperangkap di tempat tersebut.
Kelebihan menggunakan metode trapping :
a. Sangat aman karena tidak mengandung racun seperti halnya umpan.
b. Cepat mendatangkan hasil.
c. Manghindari tersebarnya bangkai tikus yang sangat sulit ditemukan dan menimbulkan bau yang sangat menyengat.
2. Pengendalian kimia.
a. Poisoning.
Poisoning dimaksudkan sebagai peracunan tikus melalui umpan makanan beracun. Keberhasilan poisoning ini tergantung pada bagaimana usaha agar tikus memilih dan menyukai umpan makanan yang dipasang dan tidak memilih atau menyukai makanan lain yang ada disekitarnya.
Umpan makanan haruslah yang preference bagi tikus dan pemasangannya ditempat yang tempatnya mudah didapatkan oleh tikus.
b. Rodentisida.
Rodentisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan tikus,rodentisida yang digunakan adalah rodentisida antikoagulan yang mempunyai sifat sebagai berikut :
· Tidak berbau dan tidak berasa.
· Slow acting yaitu membunuh tikus secara perlahan-lahan,tikus baru m ati setelah memakan beberapa kali.
· Tidak menyebabkan tikus jera umpan.
· Memetikan tikus dengan merusak mekanisme pembekuan darah
Jenis bahan aktif rodentisida adalah boadfakum, kumatetralil atau bromadiolone.Sedangkan untuk area khusus yang sangat sensitive dan memerlukan perlakuan khusus akan dilakukan pengumpanan dengan lem tikus.
Dengan menggunakan sistem peracunan dengan rodentisida anti coagulant. Berdasarkan cara kerja bahan aktif rodentisida, termasuk racun kronis. Rodentisida atau anti coagulant beraksi dalam pembekuan darah merah, setelah tikus memakan racun ini menjadi lemah dan mengalami pendarahan, tiga hari kemudian sifat rakus tikus akan berkurang dan tikus akan mati. Untuk memastikan tikus mati diperlukan waktu 4 - 7 hari, dengan dosis 0,005 % dan dengan pemasangan umpan yang tidak menimbulkan kecurigaan dan pencemaran lingkungan serta relatif aman terhadap hewan bukan sasaran dan aman bagi manusia.
Teknik kerjanya yaitu pemasangan umpan secara total dilakukan 1 bulan sekali dan pengecekan atau penambahan setiap saat sesuai kebutuhan.Adapun teknik kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan kotak-kotak umpan pada seluruh ruangan,terutama dinding,bawah rak,lemari,dan tempat-tempat yang memungkinkan jalannya tikus dan dipandang aman.
2. Pemasangan kotak -kotak umpan di atas plafon yang dipandang perlu.
3. Pemasangan kotak umpan di sekeliling luar bangunan.
4. Pencarian / pengambilan bangkai dan pengamanannya.
Agar memperoleh hasil pengendalian yang baik dianjurkan agar setiap 1 bulan dilakukan service ulang untuk mencegah terjadinya gangguan tikus yang datang dari luar atau tikus - tikus yang pada gebrakan pertama masih bayi dan tidak terperangkap papan lem .
BAB III
PEMBAHASAN
2.4 Perbandingan Antara Teori Dengan Fakta di Lapangan.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa keberadaan rodent sangat merugikan di semua tempat ,terutama pada perusahaan yang selain dapat menyebarkan penyakit juga dapat merusak peralatan yang digunakan untuk memproduksi suatu produk di perusahaan.Kondisi perusahaan yang terdapat banyak rodent tentu sanitasi lingkungannya sangat buruk.Apalagi perusahaan yang berhubungan dengan makanan atau minuman yang sangat membutuhkan kondisi hygiene yang harus bebas dari rodent.Banyak sekali cara yang telah ditempuh untuk membasmi adanya rodent pada perusahaan diantaranya adalah dengan perbaikan lingkungan yaitu sanitasi yang baik dan bangunan aman tikus maksudnya adalah bangunan yang sedapat mungkin tidak terdapat tempat yang tiidak disukai tikus misalnya lorong atau lubang jangan dibiarkan kotor atau penuh dengan sampah,dll.Jebakan seperti perangkap atau lem adalah salah satu cara yang sering digunakan tetapi cara ini sangat merugikan karena bisa meninggalkan bangkai yang mendatangkan bau maupun penyakit yang dapat menyebar ke manusia.Secara kimiawi juga sering dilakukan yaitu dengan meracun tikus cara ini lebih tidak efektif lagi karena tikus akan mati disembarang tempat dan susah untuk mencarinya.Banyak sekali kerugian jika rodent masih banyak terdapat di perusahaan atau industri karena akan mengurangi produktivitas suatu produk di perusahaan.
Fakta di lapangan adalah banyak sekali jasa layanan untuk pemberantasan rodent di perusahaan,hal ini membuktikan memang keberadaan rodent di perusahaan sangatlah tidak menguntungkan dan tentunya perusahaan tidak ingin mengalami kerugian dengan adanya rodent.Jasa layanan yang diberikan biasanya dengan system peracunan yaitu dengan rodentisida antikoagulan yang dianggap aman pada hewan bukan sasaran maupun aman pada manusia.Dengan banyaknya jasa pembasmi rodent maka dapat disimpulkan bahwa rodent menjadi suatu masalah besar pada perusahaan yang tentunya memiliki tujuan dalam meningkatkan mutu produk sekaligus meningkatkan kesehatan karyawan yaitu dengan menerapkan hygiene perusahaan.Jasa layanan yang ada juga memberikan layanan informasi atau konsultasi yang memberikan penjelasan bahwa pentingnya pengendalian rodent dalam usaha yang berorientasi pada konsep lingkungan sehat adalah guna melindungi dan memelihara seluruh karyawan,asset,maupun properti.Dengan memahami teori yang ada,bahwa perusahaan sudah benar-benar menerapkan hygiene perusahaan dengan membasmi atau mengendalikan adanya rodent yang dapat menyebarkan penyakit.
Dengan demikian adanya permasalahan rodent di perusahaan sesungguhnya dapat teratasi dengan berbagai metode.Apalagi dengan dipermudah banyaknya jasa layanan pembasmi rodent juga telah benar-benar menerapkan cara yang dianggap paling aman karena disesuaikan kondisi lingkungan dan sasaran.Jadi antara teori dengan fakta di lapangan adalah sama karena teori yang ada telah diterapkan oleh perusahaan dan diterapkan juga oleh layanan jasa pembasmi rodent.
2.5 Perusahaan Yang Menggunakan layanan Jasa Pembasmi Rodent.
Sebagian perusahaan maupun instansi yang telah menggunakan layanan jasa pembasmi rodent.Berikut adalah beberapa contoh perusahaan maupun instansi yang menggunakan layanan jasa pembasmi rodent:
1. Industri Makanan
2. Industri Furniture
3. Industri Farmasi
4. Industri Manufactur
5. Industri Transportasi
6. Pemerintahan
7. Perudangan dan Logistik
8. Maintence Building / Pemeliharaan Gedung
9. Pendidikan dan Lembaga Kursus
10. Museum dan Galery
11. Ritel
12. Catering
13. Restaurant, Kafe dan Toko Kue
14. Hotel
15. Rumah Sakit
16. Perumahan dan Rumah Pribadi dan lain sebagainya.
Terlihat bahwa hampir semua perusahaan atau instansi maupun perumahan yang membutuhkan layanan jasa pembasmi rodent.Rodent yang hanya membawa penyakit tentunya harus dicegah agar sanitasi maupun kesehatan lingkungan dapat di terapkan dan diwujudkan dalam memperoleh sumber daya manusia produktif yang mampu memanfaatkan IPTEK tanpa terganggu oleh adanya penyakit dan dapat meningkatkan produktifitas di perusahaan.


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan.
1. Tikus merupakan vektor dari penyakit-penyakit yang membahayakan, seperti : Pes, Salmo-nellosis (meracuni makanan dengan kotorannya), Leptospirosis (terinfeksi penyakit oleh tikus, ketika berenang atau mandi dengan air tercemar), demam yang disebabkan oleh gigitan tikus, dll.
2. Tikus adalah suatu jenis binatang merugikan manusia karena dalam kehidupan sehari - harinya tikus sering merusak bahan makanan dan peralatan manusia baik di rumah, kantor, gudang, dsb. Tikus juga merusak kabel sehingga dapat menyebabkan terjadinya hubungan pendek yang bisa mengakibatkan terjadinya kebakaran. Selain itu tikus juga dapat menjadi penular penyakit seperti pes, leptospirosis bagi manusia. Oleh karena itu pengendalian tikus merupakan sesuatu hal yang penting dan perlu dilakukan
3. Banyak metode yang digunakan dalam mengendalikan tikus,pengendalian terpadu hama tikus dapat dilakukan 4 tahap yaitu :
· Inspeksi tikus dan initial survey.
· Sanitasi.
· Rat proofing.
· Rodent killing (trapping program dan rodentisida program).
4.2 Saran.
Tikus merupakan hewan pengerat yang membahayakan. Tikus dapat membawa penyakit kepada manusia melalui berbagai macam faktor baik melalui makanan maupun media lain. Berdasarkan hal diatas penulis menyarankan untuk lebih mengenal tikus lebih jauh terutama factor-faktor yang ditimbulkan tikus terhadap kesehatan manusia.Selain itu di perusahaan juga harus memperhatikan sanitasi lingkungan perusahaan untuk meningkatkan status kesehatan pekerja sehingga produktivitas meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
http://turacon.com/tura_pest.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.idph.state.il.us/ envhealth/pcp
Penulis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar